Akuntansi A 2012
Laporan Keuangan PT Astra Otoparts 2008-2009
Analisis Laporan Keuangan PT Astra Otoparts 2008-2009
1. 1.Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar
Tahun
|
Aktiva
Lancar
|
Kewajiban
Lancar
|
Rasio
Lancar
|
2008
|
Rp
1.862.813
|
Rp
873.185
|
2,13
|
2009
|
Rp
2.131.336
|
Rp
980.428
|
2,17
|
rasio lancar PT Astra Otoparts dari tahun 2008-2009 relatif
stabil. Tidak ada perubahan yang signifikan, yaitu masing-masing 2.13 (2008),
dan 2.17 (2009). Dua poin penting dalam menghitung rasio lancar yaitu Aktiva
lancar dan Kewajiban lancar dari tahun 2008 -2009 mengalami peningkatan. Tahun
2008-2009 peningkatannya 0,04%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan kewajiban
lancar sebesar Rp 17.243 dari tahun 2008-2009. Kenaikan rasio lancar disebabkan
juga oleh aktiva lancar selisih 2009-2008.
b. Rasio Cepat
|
Aktiva
Lancar*
|
Persediaan*
|
Kewajiban
Lancar*
|
Rasio
|
2008
|
Rp
1.862.813
|
Rp
670.008
|
Rp
873.185
|
1,3
|
2009
|
Rp
2.131.336
|
Rp
514.620
|
Rp
980.428
|
1,6
|
*Dinyatakan dalam jutaan Rupiah
Berdasarkan
analisa laporan keuangan pada 2008-2009 terjadi kenaikan rasio. Namun kenaikan
tersebut tidak disebabkan faktor yang krusial. Pada tahun 2009 terjadi
peningkatan rasio dari 1,3 (2008) menjadi 1,6 (2009). Faktor utama yang
menyebabkan perubahan rasio tersebut adalah peningkatan aktiva lancar
perusahaan sebesar 268.523 dan peningkatan kewajiban lancar perusahaan sebesar
107.243.
c. Periode Penagihan Rata-rata
2.
Efesiensi Penggunaan Aset
a. Tingkat Pengembalian Investasi dari Pendapatan
Operasi (OIROI)
|
Laba
Operasi*
|
Total
Aktiva*
|
OIROI
|
2008
|
Rp
451.868
|
Rp
3.981.316
|
11%
|
2009
|
Rp
419.991
|
Rp
4.644.939
|
9%
|
Berdasarkan tabel terlihat bahwa OIROI di tahun 2008 yaitu 11%. Laba operasi mengalami
penurunan di tahun 2009 yakni menjadi 9%, hal ini disebabkan oleh terjadinya
penurunan di laba bersih sebesar 0,2% akibat penurunan produksi otomotif
domestik yang berdampak pada penurunan penjualan dan juga beban usaha yang
meningkat sebesar 15,2% yang membuat laba operasi semakin rendah. Hal ini
menyebabkan OIROI di tahun 2009 menurun menjadi 9%.
b. Margin Laba
Operasi
Tahun
|
Laba
Operasi
|
Penjualan
|
Rasio
|
2008
|
Rp
451.868
|
Rp
5.278.215
|
0,085
|
2009
|
Rp
419.991
|
Rp 5.265.798
|
0,179
|
Pada tahun 2008 Margin laba operasi sebesar 0,085. Dan
terjadi peningkatan pada tahun 2009 yakni menjadi 0,179 salah satu yang
menyebabkan terjad peningkatan margin laba operasi karena adanya efesiensi
beban penjualan.
c. Perputaran Total Aktiva
Tahun
|
Penjualan
|
Total
Aktiva
|
Rasio
|
2008
|
Rp 5.278.215
|
Rp 3.981.316
|
1,32
|
2009
|
Rp 5.265.798
|
Rp 4.644.939
|
1,13
|
Pada
tahun 2008 perputaran total asset 1,32, sehingga pada tahun 2009 terjadi penurunan pada rasio total
asset sebesar 0,19. Terjadi penurunan pada penjualan di tahun 2009 dikarenakan
pada tahun itu terjadi penurunan produksi otomotif domestik. Sedangkan total
asset mengalami peningkatan terhadap kas dan kas setara sebesar 14,4%.
d. Perputaran Piutang Usaha
Perputaran Piutang Usaha
Tahun
|
Penjualan
Kredit
|
Piutang
Usaha
|
Rasio
|
2008
|
Rp
5.279.215
|
Rp
597.059
|
8,8
|
2009
|
Rp
5.265.798
|
Rp
746.758
|
7,05
|
Perputaran piutang usaha tahun 2008 sebesar 8,8 sedangkan
perputaran piutang usaha tahun 2009 sebesar 7,05. Hal tersebut disebabkan
karena adanya penurunan penjualan, sementara piutang usaha mengalami kenaikan.
e.Perputaran aktiva tetap
Tahun
|
Penjualan
|
Aktiva
Tetap
|
Rasio
|
2008
|
Rp
5.279.215
|
Rp
2.188.503
|
2,41
|
2009
|
Rp
5.265.798
|
Rp
2.513.603
|
2,09
|
Rasio perputaran aktiva tetap mengalami penurunan dari yahun
2008 ke 2009. Yakni dari 2,41 menjadi 2,09. Penurunan perputaran aktiva tetap
terjadi akibat penurunan penjualan dari
menjadi
dan terjadi peningkatan pada perusahaan.
1.2.Rasio
Profitabilitas
a.
Tahun
|
Laba
bersih yg tersedia bagi pemegang saham biasa
|
Penjualan
|
Rasio
|
2008
|
Rp 566.025
|
Rp 5.278.215
|
0,10%
|
2009
|
Rp 768.265
|
Rp 5.265.798
|
0,15%
|
1.3.
Rasio Solvabilitas
Tahun
|
Hutang
|
Ekuitas
|
Rasio
|
2008
|
Rp 1.190.886
|
Rp 2.652.969
|
0,45
|
2009
|
Rp 1.261.692
|
Rp
3.208.778
|
0,39
|
2.1.Analisis
Trend
Ø Leverage
Ratio
a.
Tahun
|
Total
Hutang
|
Piutang
Aset Tetap
|
Rasio
|
2008
|
Rp 1.190.886
|
Rp 3.981.316
|
0,299
|
2009
|
Rp 1.262.292
|
Rp 4.644.939
|
0,272
|
Tahun 2009 terjadi penurunan rasio dari 0,299 menjadi 0,272.
Hal ini disebabkan terjadi penurunan hutang yang cukup signifikan dari sekitar
1 Triliyun menjadi 681 Milyar. Tahun berikutnya total hutang meningkat, begitu
juga dengan total aktiva. Hasil perbandingan total hutang asset menunjukan
penurunan rasio pada tahun 2009 menjadi 0,272.
b. Tingkat Pengembalian Ekuitas ( ROE)
Tahun
|
Laba
Bersih
|
Saham
Biasa
|
Rasio
|
2008
|
Rp
566.025
|
Rp
2.652.969
|
21%
|
2009
|
Rp
768.256
|
Rp
3.208.778
|
24%
|
ROE pada tahun 2008-2009 terjadi
kenaikan yaitu 21% dan 24%.Hal ini disebabkan meningkatnya common equity
sebesar Rp 555.809. Laba bersih juga meningkat sebesar Rp 202.231. Peningkatan
ini disebabkan oleh berhasilnya perusahaan menekan angka beban pokok
pendapatan.
c. Rasio Laba Terhadap Beban Bunga
Tahun
|
Laba
Operasi/Usaha
|
Beban
Bunga dan Keuntungan
|
Rasio
|
2008
|
Rp
451.868
|
23.059
|
19,60
|
2009
|
Rp
419.991
|
14.931
|
28,13
|
Rasio laba terhadap beban bunga pada perusahaan pada tahun
2008 adalah sebesar 19,60 dan pada tahun 2009 meningkat sebesar 8,53 menjadi
28,13. Pada tahun 2008 ke 2009 terjadi penurunan terhadap operating income
sebesar 31,8 dan penurunan terhadap interest expenses perusahaan sebesar 8,128.
Pada tahun 2009 terjadi peningkatan pada rasio sebesar 8,53 menjadi 28,13. Pada
tahun ini jumlah dari operating income mengalami penurunan sebesar 31,8 M
penurunan tersebut terjadi disebabkan karena adanya penurunan pada laba usaha
yang disebabkan oleh meningkatnya beban penjualan dan beban administrasi dan
umum perusahaan tersebut. Jumlah interest expenses mengalami penurunan sebesar
8,1 M.
3.1
Analisis Du Pont
Tahun
|
Margin
Laba
|
Perputaran
Total Aktiva
|
Rasio
|
2008
|
0,10%
|
1,33%
|
0,133%
|
2009
|
0,15%
|
1,13%
|
0,17%
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar